28 September 2009

teknologi dalam genggaman

Dalam sejarah penggunaan teknologi komunikasi, mungkin aku nggak pernah neko-neko. Hape ya buat telepon dan sms, urusan kerja bikin laporan biar dikebut pake komputer ato laptop. Malah pernah saking sebelnya, sempat terlontar gagasan untuk mengirimi pabrikan hape agar menjual edisi hape "built to order" seperti yang pernah dilakukan salah satu pabrikan laptop. Maksudnya ya hape dikustomisasi agar lebih pas dengan keinginan pemakai. Dan keinginanku simpel, layar warna, bisa sms dan MMS, GPRS, tapi memori gede. No camera, No music or video player, dan bahkan no games et all!

Sekarang kebutuhan itu mengusik lagi. Setelah sekian lama puas dengan Ipaq 6365, akhirnya aku memutuskan mencari piranti baru. Bukan buat gaya-gayaan, tapi yang satu ini sudah hampir tamat menjadi korban vandalisme Mafaaza anakku tercinta. Sejak usia 1 tahun, setiap kali aku mengeluarkan Ipaq untuk menarik email yang masuk, ujung-ujungnya adalah rebutan hape. dan biasanya si Ipaq kembali dalam kondisi cukup mengenaskan : entah karet antena luarnya patah, entah casingnya yang coel. Tapi yang paling sering kembali dalam kondisi mati. Dari sini lah aku menegerti kelemahan 6365, nggak boleh mati kehabisan pasokan tenaga, entah batere kering, ato batere dilepas. Itu artinya RESET, that will erase all your data completely. Bersih seperti tidak pernah ada sebelumnya.

Kadang dengan bantuan laptop, beberapa data lama bisa di synchronouskan sehingga terisi kembali. Akhir-akhir ini rasanya badan tambah tua, jadi laptop Toshiba yang beratnya 3kg itu terasa menjadi beban melelahkan jika harus ditenteng kemana-mana.

Yang paling menjengkelkan tentu jika kondisi tersebut terjadi sebelum aku sempat melakukan back up terhadap data yang ada. Sudah berulang kali nomor telepon penting dan sms yang terhapus sehingga terpaksa dibackup dengan cara babe gw : nulis di buku telepon.

Dengan hadirnya era Blackberry dan communicator lain, tak urung menggoyahkan iman untuk mencari tahu keistimewaan masing-masing pegangan. Blackberry is okey, tapi untuk menikmati BIS (Blackberry Internet Service) kita harus berlangganan 180 ribu / bulan. Padahal selama ini tagihan selularku (dengan pasca bayar) jarang sekali menembus 150 rebu dengan aktivitas tarik-kirim email dari hape. Pfew, lumayan nguras kantong juga. Selain itu tampilan layar yang kecil (dibandingin Ipaq) cukup merepotkan untuk mengintai situs yg rutin kupantau. Belum tau apakah browser dari RIM bisa seperti OperaMobile dalam "menyunat" jml data yang ditampilin sehingga tidak membuat tagihan bengkak. Tapi katanya, kalo udah langganan BIS, browsing juga gratis yah..?

Berikut adalah HTC Touch. Langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Sebagai PDAphone tentunya piranti ini mendukung untuk kerja (karena memiliki fasilitas office) dan mailing. Kendala selanjutnya adalah harga yang selangit. Betul-betul harus merogoh kocek sedalam-dalamnya. Belum lagi susahnya menemukan service center HTC di Indonesia.

Lanjut ke Iphone. Hebohnya persaingan Iphone vs Blackberry dalam merebut pasar Indonesia membuat penasaran. Sekedar demam teknologi atau kebutuhan. Semua pengguna BB yang kutemui ketika kutanya alasannya memilih BB menjawab bisa chatting gratis. 200 rebu sebulan disebut gratis? Kalo Iphone : lebih gaya aja, bisa ndengerin musik lebih banyak, suara juga lebih bagus. Hallo...sejak kapan audio mono disebut bagus..? Harga juga tidak bisa dibilang murah. After sales dan service center juga belum ada. Lebih gila lagi, ada dua pilihan SIM Unlock (bisa dipake halo-halo) dan Full ato Factory Unlock yang membebaskan piranti dari penjara sistem yang dibangun Apple, sehingga pemilik bisa sepuasnya menambah applikasi pilihan.

Balik ke kebutuhan. Dari sisi harga cuma BB yang masuk dikantong. Tapi buat kerja gimana? Jawabannya ada di HTC Touch (dengan platform WM memudahkan untuk menginstal aplikasi under Windows). Sayangnya memori tergolong kecil untuk piranti sepintar itu. Kalo yang ini jawabannya ada di Iphone, tinggal pilih 8Gb, 16 Gb ato 32 Gb.

Setelah membuat rating dst, menimbang dst, memperhatikan dst, akhirnya memutuskan untuk terus nguber Iphone demi kelegaan layar, kecepatan browsing, dan kebesaran storage. Kan mahal..? Lagi nitip temen yang tugas di Amerika ngambil paket langganan tapi nggak diaktifin. Mau di unlock di Indonesia ajah...

Welcome to technology in your palm..

1 komentar:

  1. good choice..(aduh, sayangnya dapatnya refurbish ya?). tapi rief, pas di jawa itu, aku dah ngalami konek internet cm mobile tu rasanya ga enak bgt. jauh lbh enak bin nyaman pk kompie.

    BalasHapus